Beranda | Artikel
Teks Khotbah Jumat: Akal adalah Kendaraan Menuju Surga
9 jam lalu

بسم الله الرحمن الرحيم

السلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ مِنْ سَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

 أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ  وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ له وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّكَ المُصْطَفَى وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِيْنِ

قال الله تعالى فى كتابه الكريم

يا ايها الذين آمنوا اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون.

 يا أيها الناس اتقوا ربكم الذي خلقكم من نفس واحدة وخلق منها زوجها وبث منهما رجالا كثيرا ونساء واتقوا الله الذي تساءلون به والأرحام إن الله كان عليكم رقيبا

 يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وقولوا قولا سديدا يصلح لكم أعمالكم ويغفر لكم ذنوبكم ومن يطع الله ورسوله فقد فاز فوزا عظيما

أما بعد

Khotbah pertama

Para jemaah rahimakumullah!

Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah menciptakan alam semesta dengan segala keteraturannya. Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah menjadikan makhluk-Nya dengan segala manfaatnya. Marilah kita syukuri nikmat Allah yang begitu luas ini dengan ketakwaan. Karena bekal terbaik yang dapat menyelamatkan kita di dunia dan akhirat hanyalah ketakwaan. Allah ﷻ berfirman,

وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Dan Allah ﷻ juga mewajibkan kepada kita semua untuk bertakwa dengan sebenar-benarnya. Sehingga tiada jalan yang dapat menutup usia kita dengan selamat, melainkan dengan beriman dengan keimanan yang sesungguhnya.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan Islam.” (QS. Ali Imran: 102)

Dan tidaklah semua ketaatan itu dapat kita lakukan, kecuali karena Allah telah mengutus Rasul-Nya yang agung, Nabi Muhammad ﷺ. Berselawatlah kepadanya, niscaya Allah akan balas 10x lipat bagi kita semua.

Akal adalah kesempurnaan penciptaan manusia

Para jemaah rahimakumullah!

Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah menjadikan manusia dalam sebaik-baik penciptaan, sebagaimana dalam firman-Nya,

لَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ فِىٓ أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)

Yaitu, bahwasanya di antara makhluk Allah di atas permukaan bumi ini, manusialah yang diciptakan dengan sebaik-baik bentuk, baik bentuk lahir maupun bentuk batin. Bentuk tubuhnya melebihi keindahan bentuk tubuh hewan yang lain, tentang ukuran dirinya, tentang manis air-mukanya; sehingga dinamai basyar, artinya wajah yang mengandung kegembiraan, sangat berbeda dengan binatang yang lain.

Dalam Tafsir Al-Azhar, Hamka menerangkan bahwa keindahan manusia semakin tinggi karena kita diberi pula akal, bukan semata-mata hanya hidup bernafas. Dengan perseimbangan antara sebaik-baik tubuh dan pedoman pada akalnya itu, manusia dapat hidup di permukaan bumi ini sebagai khalifatul ardhi (pengatur di muka bumi).

Akal yang sehat akan mencintai kebaikan

Allah ﷻ jadikan akal dalam fitrahnya adalah menyukai kebaikan dan kebenaran, Allah ﷻ berfirman,

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allâh); (tetaplah atas) fitrah Allâh yang telah menciptakan manusia di atas fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allâh. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. Ar-Rûm: 30)

Syekh ‘Abdurrahman as-Sa’di rahimahullah berkata, “Allah ﷻ menjadikan pada akal manusia cenderung menganggap baik suatu kebenaran dan menilai buruk segala yang batil. Karena sesungguhnya semua hukum dalam syariat Islam, baik yang lahir maupun yang batin, Allah ﷻ telah menjadikan pada hati semua makhluk-Nya kecenderungan (untuk) menerimanya, maka Allah ﷻ menjadikan di hati mereka rasa cinta kepada kebenaran dan selalu mengutamakannya. Inilah hakikat fitrah Allah yang dimaksudkan.” (Tafsir As-Sa’di, QS. Ar-Rum: 30)

Maka, keutamaan akal telah dapat membedakan antara jalan bahagia dengan yang hina. Yakin akan kebenaran barang yang benar dan berpegang kepadanya, tahu akan kesalahan barang yang salah dan menjauhinya; semuanya didapat dengan otak yang cerdas, bukan karena turut-turutan, bukan karena taklid kepada pendapat orang lain saja.

Namun, sebagaimana apa yang difirmankan Allah ﷻ,

وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak mengetahui.”

Oleh karena itu, terjadilah peperangan yang sengit antara akal yang lurus di atas cahaya ilmu dengan hawa nafsu yang ditunggangi setan. Sehingga tidak heran kita temui bahwa ada orang yang berakal hebat, cerdas, bergelar tinggi, tetapi jatuh dalam kesesatan yang bahkan oleh orang awam sekalipun dianggap kebodohan.

Akal adalah kendaraan menuju surga

Akal ini adalah kendaraan menuju surga, ia salah satu perangkat penting agar kita sampai menuju surga Allah ﷻ. Bukankah syariat ini hanya dibebankan kepada orang yang berakal serta matang akalnya? Bukankah orang gila tidak dibebankan syariat? Betapa banyak keadaan terangkatnya syariat karena akal seorang telah hilang?

Namun, sebagaimana kendaraan kita, butuh diservis, butuh dipoles, bahkan terus ditingkatkan. Demikianlah akal, hendaknya terus dipoles agar senantiasa hidup di atas fitrah kebaikannya. Oleh karena itu, Rasulullah ﷺ bersabda,

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Mâjah)

Dan bertebarannya mutiara faidah ayat-ayat Al-Quran, tak bisa dipahami kecuali dengan akal yang lurus. Oleh karena itu, perlulah akal kita itu, dibekali dengan bensin dan bahan bakar yang berkualitas dari Al-Quran dan As-Sunnah. Sebab akal menuntut bahan bakar dari cahaya ilmu hakiki, sedangkan hawa nafsu menuntut siraman dari was-was setan. Allah ﷻ berfirman,

وَتِلْكَ الْاَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِۚ وَمَا يَعْقِلُهَآ اِلَّا الْعٰلِمُوْنَ

“Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.” (QS. Al-Ankabut: 43)

Maka, berbagai ilmu berkualitas itu yang ada di dalam firman Allah ﷻ dan sabda Nabi-Nya ﷺ, sangat sayang jika dilewatkan demikian saja, karena kita tidak mampu mengolahnya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khotbah kedua

الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، اللهم صلى على محمد وعلى آله وأصحابه وأخوانه

Sehebat-hebat akal ada batasnya

Jemaah rahimakumullah!

Ketahuilah ikhwah sekalian, sehebat-hebat akal pasti ada batasnya. Sebagaimana mata tak mampu melihat tanpa cahaya, penciuman yang tak mampu membedakan jutaan rasa, maka akal pun demikian. Sebagaimana orang berbeda-beda dalam kemampuan indranya, akal pun demikian pula. Ada banyak hal yang sekiranya masuk akal di sebagian orang, tetapi tidak masuk akal di sebagian lainnya. Maka akal itu sangat terpengaruh dengan apa yang dikonsumsinya. Dan ia tidak bisa menjadi acuan mutlak kebenaran.

Maka, latihlah akal itu dengan kebaikan! Sebagaimana dalam sebuah hadis disebutkan bahwa hati ibarat anyaman tikar. Jika ada satu keburukan dilakukan, maka ia menyisakan noda hitam yang lekat. Sedangkan satu keburukan ditolak dan ini adalah kebaikan, maka ia menyisakan warna putih yang berseri.

Inilah pertembungan akal dan hawa nafsu itu. Jika akal yang bersih dan tertuntun syariat dimenangkan, maka noktah putih yang mendominasi sehingga kuat dan indah anyaman hati itu. Ia tak akan terpengaruh dengan fitnah apapun laksana batu cadas. Namun, jika hawa nafsu serta bala tentara setan yang menang, maka akan hitamlah ia dan mudahlah tergempur dengan fitnah. Bahkan berkebalikan penilaiannya, yang baik disangka jahat, yang jahat disangka baik.

Ambillah kebenaran dari Al-Quran

Maka, ambillah kebenaran dan kebaikan dari Al-Quran dan As-Sunnah. Jika ada yang mengucapkan bahwa Al-Quran terlalu sulit dicerna akal, atau sebagian mengatakan, “Jangan belajar agama dalam-dalam, nanti bisa jadi gila!”, maka ketahuilah ini adalah ucapan dusta.

Al-Quran dan As-Sunnah adalah bensin yang berkualitas tinggi dan kompatibel untuk semua kendaraan akal manusia. Allah ﷻ berfirman,

وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar: 17)

Bagi orang yang berkemampuan lengkap, mampu berbahasa Arab dan memahami ilmu-ilmu penunjangnya, jadilah ia mudah mengambil pelajaran dari Al-Quran. Adapun kita yang kurang dalam pengkajian ilmu, tak mengapa meminta bantuan dari para ulama dalam mempelajarinya. Dan inilah jalan yang dituntut dalam agama kita. Maka, manfaatkanlah akal sehat yang Allah ﷻ berikan kepada kita, jaga dan rawat dia. Semoga dengan anugerah yang Allah ﷻ berikan ini, kita bisa meraih surga, Jannah Firdausil Al-A’la.

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات

ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب

اللهم ارنا الحق حقا وارزقنا اتباعه وارنا الباطل باطل وارزقنا اجتنابه

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ 

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين

اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين

اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ

اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الكُفّار وَالمُشْرِكِينَ

اللَّهُمَّ دَمِّرِ الْيَهُود وَ شَتِّتْ شَمْلَهُم وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

و الحمد لله رب العالمين

Wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajmain.

Akhirud da’wa ‘anilhamdulillahi rabbil ‘alamin.

Baca juga: Saat Akal Harus Tunduk kepada Wahyu

***

Penulis: Glenshah Fauzi

Artikel Muslim.or.id


Artikel asli: https://muslim.or.id/110664-teks-khotbah-jumat-akal-adalah-kendaraan-menuju-surga.html